Senyumku untuk Dunia...

Ketika pertama kali blog ini dibuat, aku bingung juga tema apa yang pengen di usung. Pikir punya pikir, kenapa nggak cerita tentang dunia aja ya?

Koq tentang dunia? Nah, mungkin ini jadi menarik karena kebetulan aku rada2 suka melihat - lihat dunia orang lain, jalan2, suka ama budaya & kesenian baik itu dari Indonesia maupun mancanegara. Dari pengalaman "ngungsi" dari satu tempat ke tempat lainnya itulah yang menjadi dasar pertimbangan kenapa aku memilih "dunia" sebagai tema blog ini.

Banyak cerita menarik yang bisa dibagi. Ada yang aneh, unik, lucu, mendebarkan bahkan menyedihkan. Kita bisa menimba ilmu dari berbagai kejadian yang dialami. So... semoga blog ini bisa lebih memberi warna & makna. Teriring salam hangat dan senyumku untuk dunia...

Jumat, 04 Juli 2008

Looking for Rommate, Male or Female, Wuiih...

Setelah menyelesaikan berbagai proses administrasi, akhirnya diterima jualah daku di satu kampus yang katanya sih lumayan keren di Australia dan Sydney khususnya. Masalah baru muncul ketika para mahasiswa post graduate tidak diberikan fasilitas asrama seperti para fresh graduate from high school, terpaksalah awak yang perantauan ini mulai mencari flat yang sesuai dengan isi kantong dan berjarak tak jauh dari kampus di daerah Kensington.

Bolak balik koran, ternyata mencari flat tidak sesulit seperti bayanganku semula. Banyak iklan yang menawarkan flat dengan berbagai ukuran & fasilitas yang beragam sesuai dengan harga tentunya. Selain dari koran, ada banyak flyer (selebaran) yang disebar ataupun langsung iklan di depan flat yang bakal dihuni. For Rent dan kata – kata unik bermunculan di plang yang biasanya ditancapkan di halaman rerumputan yang ada di depan flat. Satu plang yang paling keren adalah dengan kata – kata seperti ini...
“Looking For Roomate, Male or Female”. Nah, itu dia yang aku cari, hehehe... Iseng – iseng aku menyambangi salah satu flat yang memasang plang tersebut. Saat pintu flat diketuk dengan lembut, muncullah seorang cewek manis berpakaian sueeeksi dengan senyuman yang tak kalah aduhai.
“X’cuse me, is this 433th?”, kucoba membuka omongan.
“What d’ye think?”, katanya sambil tetap tersenyum dan memandangi nomor flat yang ada di depan pintu. Wah, pasti aku keliatan bodoh banget saat itu. Untuk menghilangkan kebodohan itu, aku coba buat meneruskan omongan dengan suara yang lebih berwibawa (belakangan baru aku sadar, gimana sih suara yang berwibawa itu?),
“I see that u’r lookin’ for rommate at this time. So how’s the deals on?”

Belum sempat tuh cewek manis menjelaskan rules of the game-nya bila aku mau berbagi flat dengannya, telpon genggamku berbunyi, ternyata omm yang di Perth “mengganggu” kesenangan ini. Takut kualat ( di Sydney ada kualat juga nggak ya?), aku terima telpon itu dengan segera.
“Yes, Boss... ada yang bisa dibantu?”
“Perasaan kamu deh Vie yang perlu bantuan...”
“Bantuan apaan, omm?”
“Kamu dah dapet flat belum?”
“Lookin’ for, omm... lookin’ for...”
“Gini aja, omm dah telpon temen yang mau balik ke Indonesia karena program doktoralnya dah kelar. Kamu bisa gantiin flat dia sampai 6 bulan ke depan dan kalau kamu betah, bisa diterusin aja sendiri. Dua hari lagi dia balik ke Jakarta, jadi kamu bisa cepet – cepet pindah ke flatnya. Ok kan?”

Wuih, khayalan berbagi flat dengan tuh cewek manis jadi buyar seketika. Senyuman aduhainya, desah suaranya, pakaian seksinya, body indahnya....
“Oya, Vie... satu hal lagi, omm cuman memastikan pesan ortu kamu di Jakarta agar jangan berfikir yang aneh – aneh deh di Sydney. Kamu nggak boleh cari teman sekamar cewek di sana, dan lagi rencananya tiap bulan omm dan tante bakalan nebeng di flat kamu selama satu tahun ini karena mulai bulan depan omm bakal jadi dosen tamu di kampus kamu, jadi mendingan kamu tinggal sendirian aja biar lega. Kamu nggak keberatan, kan?”

Jawabanku atas pertanyaan itu udah nggak penting lagi. Yang jelas, plang bertuliskan “Looking For Rommate, Male or Female” itu selalu terbayang – bayang dalam benakku hingga saat ini. Wuih...